Latar belakang perubahan ini adalah karena Toyota menyatakan bahwa mobil hybrid kini telah menjadi bagian dari arus utama, dan di banyak pasar, penjualan model-model hybrid menyumbang lebih dari 50 persen dari total penjualan lokal.
Sebagai contoh, di Eropa Barat, 70 persen dari total penjualan model Toyota adalah mobil hybrid. Di Thailand, lebih dari 50 persen dari Camry yang terjual adalah mobil hybrid, begitu juga dengan 85 persen Toyota Corolla Cross.
Oleh karena itu, Toyota menyimpulkan bahwa tidak lagi diperlukan untuk memiliki lambang yang berbeda untuk model-model hybrid, dan lebih bijak untuk mempertahankan logo yang seragam untuk semua modelnya.
Meskipun logo biru dihilangkan, logo Hybrid berpola gelombang di bagian belakang dan samping tetap akan dipertahankan karena masih dianggap sebagai pembeda dari varian hybrid.
Saat ini, Toyota juga tidak memberikan nama varian khusus untuk mobil hybridnya. Sebagai contoh, varian mesin pembakaran reguler dari Toyota Corolla Cross menggunakan nama alfanumerik seperti 1.8G dan 1.8V, sedangkan varian hybrid utamanya hanya disebut sebagai Toyota Corolla Cross 1.8 Hybrid.